Saya baru saja menjadi seorang sarjana (Juli, 2015).
Namun, yang jadi sorotan di tulisan kali ini bukanlah kelulusannya, tapi proses mendapatkan gelar sarjana itu.
Sebuah kata yang tidak asing, yaitu skripsi.
Selama pengerjaannya, banyak hal yang membuat perasaan saya bercampur aduk.
Perasaan sedih, senang, kecewa, marah, bahkan sempat merasa sakit hati secara bergantian muncul di dalam kehidupan per-skripsi-an saya.
Senang karena akhirnya ada progress, tapi sedih karena ternyata mengerjakan skripsi tak semudah yang dibayangkan. Saya juga merasa kecewa, marah, bahkan sempat merasa sakit hati karena banyak sekali hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana. Adakalanya juga saya bingung harus berbuat apa karena ada kaitannya dengan orang lain.
Walaupun begitu banyaknya rintangan dan cobaan yang menghadang, saya selalu menemukan keajaiban, yaitu kemudahan-kemudahan.
"Every clouds does have a silver linings" memang dan saya merasakan hal tersebut.
Sering saya menemukan jalan buntu dalam mengerjakan skripsi, tapi ajaibnya (alhamdulillah) selalu ada petunjuk untuk terbebas dari kebuntuan tersebut. Hal ini sering terjadi ketika saya sudah berada di titik pasrah (note : pasrah disini bukan berarti tidak melakukan usaha loh ya)
Setelah berbincang dengan beberapa teman, kebanyakan dari mereka juga merasakan hal yang serupa dengan saya.
Walaupun bentuk keajaiban dan rintangan dari mereka berbeda-beda.
Saya sebenarnya juga salah menilai proses pengerjaan skripsi teman-teman hanya dari 'kulit'nya. Tidak jarang di dalam hati saya terucap 'kok dia kayaknya gampang banget ya skripsinya', 'kok dia cepet banget ya udah bisa seminar 2', 'kok dia ini', 'kok dia itu', dan hal-hal lainnya yang mengarah kepada rasa iri. Namun setelah berbincang dengan yang bersangkutan akhirnya saya tersadar. Mereka juga tetap mengalami kesulitan. Memang saya rasa ada yang memliki kesulitan jauh lebih mudah dibandingkan dengan kesulitan yang saya hadapi, tapi tidak sedikit juga yang mengalami kesulitan jauh lebih susah dibanding saya.
Hal ini membuat saya paham bahwa "rumput tetangga pasti adakalanya tidak hijau, walaupun terlihat hijau".
Memang Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kesanggupan manusia dan sebenarnya manusia cuma disuruh bersyukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepadanya.
Untitled .
Jul 24, 2015
Apr 13, 2015
Takut atau Berani?
"Aku takut, tapi aku mau maju."
"Aku takut, tapi aku tak mau melewatkan kesempatan langka itu."
"Aku mau berani, tapi harus bagaimana?"
Perkataan itu selalu terngiang di pikiran saya. Dari dulu, saya sering merasa takut untuk melakukan sesuatu.
Sesuatu hal yang tak nyata. Sesuatu hal yang sebenarnya belum pasti menakutkan.
Ketakutan menjadi bayangan hitam yang besar dan seolah-olah menutupi pikiran dan tindakan saya.
Disatu sisi, saya sadar. Saya tidak boleh seperti itu.
Saya akan diam di satu titik. Walaupun bila melakukan sesuatu, nantinya akan memunculkan hasil yang tidak pasti. Hasil yang mungkin tidak sesuai dengan harapan.
"The first time is always the hardest" katanya.
Sekarang yang hanya dapat menentukan adalah diri saya sendiri. Apakah mau takut dan diam di satu titik, ataukah berani dan maju, walaupun tidak pasti.
Untuk saat ini, saya sedang belajar untuk menjadi berani, walaupun terkadang muncul rasa takut.
Kalau kamu, takut atau berani?
Sesuatu hal yang tak nyata. Sesuatu hal yang sebenarnya belum pasti menakutkan.
Ketakutan menjadi bayangan hitam yang besar dan seolah-olah menutupi pikiran dan tindakan saya.
Disatu sisi, saya sadar. Saya tidak boleh seperti itu.
Saya akan diam di satu titik. Walaupun bila melakukan sesuatu, nantinya akan memunculkan hasil yang tidak pasti. Hasil yang mungkin tidak sesuai dengan harapan.
"The first time is always the hardest" katanya.
Sekarang yang hanya dapat menentukan adalah diri saya sendiri. Apakah mau takut dan diam di satu titik, ataukah berani dan maju, walaupun tidak pasti.
Untuk saat ini, saya sedang belajar untuk menjadi berani, walaupun terkadang muncul rasa takut.
Kalau kamu, takut atau berani?
Jan 23, 2013
Dom... Dom ... Random
Allah itu emang Maha Adil ya ...
Semakin bertambahnya umur manusia, semakin kompleks cobaan, semakin kompleks permasalahan yang dikasih.
Tapi, kitanya juga bisa semakin tegar, sabar, dan bahkan mungkin bisa menyelesaikan masalah itu.
Semakin bertambahnya umur manusia, semakin kompleks cobaan, semakin kompleks permasalahan yang dikasih.
Tapi, kitanya juga bisa semakin tegar, sabar, dan bahkan mungkin bisa menyelesaikan masalah itu.
Jan 12, 2012
Subscribe to:
Comments (Atom)